Individu dan Proses Hidup
YESSSSSSS!!! Sebentar lagi aku masuk ke dunia perkuliahan lagi! Setelah menikmati kenano-nanoan menjadi seorang pegawai temporer di salah satu perusahaan swasta Jakarta selama kurang lebih delapan bulan, aku pun begitu excited untuk mengikuti briefing menjadi maba di Kalbis Institute. Aku harus semangat! Nilaiku harus bagus! Ndak boleh bolos! Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang telah Tuhan beri, menjadi mahasiswi kembali setelah melewati proses penerimaan terhadap kenyataan yang harus memaksaku mundur dari kuliah sebelumnya. Begitulah kira-kira tekadku tiga tahun lalu. Aku benar-benar menjalankan niat baik tersebut pada awal semester perkuliahanku. Setidaknya hal itu terlihat dari absenku yang tidak pernah bolong. IP ku pun tinggi sekali. Aku percaya ini salah satu berkat bagi anak rajin yang Tuhan dan dosen berikan. HEHEHE.
Lain dulu, lain sekarang. Aku mulai jenuh sama kehidupan perkuliahanku. DUHHHH, KAPAN INI SELESAI SIH??? Perasaan-perasaan yang bertolakbelakang pada visi awal sering sekali bermunculan. Malas akut kini mulai menjangkit sel-sel tubuh. Pikiran sudah terkontaminasi sama hal-hal yang menimbulkan kebaperan! Baper alias bawa perasaan alias sensitif mode on, kini mulai akrab, hinggap tak terbang-terbang. Apalagi ini didukung dengan kesimpulan yang aku buat baru-baru ini ketika aku mulai kepo sendirian sama skripsian senior di perpustakaan, yaitu "Semakin lama kuliah, semakin individulah kita." Yap, sore itu, aku sadar, aku mulai semakin mandiri dan terbiasa dengan keindividuanku dalam menjalani proses perkuliahan. Entah ini merupakan perasaanku semata atau kalian juga pernah merasakannya. Berlomba-lomba meraih nilai terbaik. Persaingan dimana-mana. Pendapat keras sulit terbantahkan. Ego tinggi. Dan semakin mengandalkan pada pemikiran dan kemampuan diri sendiri.
Semangat mahasiswa tingkat akhir pun sering sekali hilang timbul, seiring pula dengan dukungan dari rekan-rekan seperjuangan. Dulu kelas isinya bisa hampir 40 orang, sekarang 10 orang saja ndak sampai (sesuai konsentrasi yang dipilih). Belum lagi kalau ada yang tidak masuk. Sepiiiiiii sih, tapi emang berasa lebih efektif kegiatan belajar mengajarnya. Sekarang sudah mulai serius, rajin mencatat dan mendengarkan, juga aktif bertanya apapun kepada dosen. Tetapi, semakin sedih jika ingat tawa ngakak bareng teman harus rela hilang ditelan masa. Dulu jika selesai kelas, kumpul mojok di kantin adalah kegiatan yang menyenangkan, kalau sekarang rasanya sudah tak bergairah untuk seperti itu lagi. Mau cepat-cepat pulang ke kosan dan menyibukan diri menatap langit. Lebih nyaman dalam kesendirian, daripada haha hihi tapi tidak dinikmati.
Tahun depan aku sudah lulus (BIG AMEN!), pasti aku akan menemukan pergumulan lain di tengah gelombang ombak kehidupan. Rasa individu mungkin akan lebih terasa di dunia kerja nanti (Ya, memang lebih nyata sih berdasarkan pengalaman dulu). Tapi, sebisa mungkin harus tetap menjalin hubungan baik dengan orang sekitar. Tetap rendah hati walau banyak hal yang bisa buat hati dan telinga panas. Aaaahhhh, aku lagi berusaha itu. Berusaha untuk lebih menikmati proses hidupku. Walau sendiri juga tetap harus ENJOY!!! God bless me and you!
Kosan Minang, 14 Oktober 2015
3:38 AM
Agnesia
Comments
Post a Comment